Selasa, 23 Oktober 2012

Andai Dia Tau...

My Lovely
Andai dia tahu hatiku, dia tak kan mampu menuduhku sekejam itu. Menggali lukaku yang kian merangas. Ribuan gunung seakan menghimpitku dari berbagai penjuru. Sesak tiada terkira.
Aku mencoba bertahan dalam situasi yang sangat menyakitkan.
Tuhan...
Berikan aku kekuatan yang tidak terhingga. Agar aku memiliki hati seluas samudra, agar ku mampu memaafkan segala khilaf dan silafnya padaku.
Mimpi apakah aku semalam, hingga aku terseok seperti ini.
Tak cukupkah pengorbanan yang selama ini kulakukan..?


Sungguh, aku bukanlah bidadari syurga yang memiliki hati yang mulia. Aku hanya manusia biasa yang memiliki hati luka jikalau sedang berduka.
Aku juga manusia biasa yang memiliki kepedihan jika tersakiti.
Beribu kali kucoba tuk menyiram lukaku dengan cinta.
Berulang kali kucoba memaafkan penghinaannya tiap kali dia meradang. Aku mencoba pasrah dan bertahan. Meski perih di dadaku begitu menghujam.


Letih...
Tak mampu aku berkata lagi jika sedihku menangguk langit. Hanya lukisan di cakrawala yang akan memberi warnannya. Diamku bukan berarti aku kalah ataupun pasrah. Aku diam, karena aku tak ingin ada persengketaan antara kita.
Cobalah pahami aku, jika kau tahu hatiku kau tak kan mampu menuduhku sekejam itu. Aku dilahirkan bukan untuk jadi pecundang. Meski sakit ini meradang dalam rengkuhan jiwa yang lara, aku akan tetap memaafkanmu.
Mungkin aku terlalu bodoh untuk tetap berada di sampingnya. Menemani masa kelam dan pedihnya meski dia tak memandangku sebelah mata.
Aku hanya seseorang baginya ketika sedang berada dalam duka dan sengsara. Tapi aku bukan apa-apa baginya ketika sedang bahagia dan tertawa.

Aku akan mencoba memahami dan terus memahami apapun yang dia lakukan.
Mampukah aku bertahan? Sampai kapan..?
Hanya Tuhan yang tahu. Sebab Dialah pembuat hatiku.

31 Maret 2010

You and Me
Tuhan, terima kasih telah memenuhi hidupku dengan cinta luar bisa, cinta yg berasal dari-Mu, keluarga, sahabat dan kekasih :)♥

C A L O N I M A M

Apa kabarnya imanmu hari ini?
Sudahkah harimu ini diawali dengan syukur? karena dapat kembali menatap fananya hidup ini
Sudahkah air wudhu menyegarkan kembali ingatanmu atas amanah yang saat ini tengah kau genggam


Wahai calon suamiku, tahukah engkau Allah sangat mencintaiku dengan dahsyatnya?
Di sini aku ditempa untuk menjadi dewasa, agar aku lebih bijak menyikapi sebuah kehidupan dan siap mendampingimu kelak meskipun kadang keluh dan putus asa menyergapi namun kini kurasakan diri ini lebih baik
Kadangkala aku bertanya-tanya kenapa Allah selalu mengujiku tepat di hatiku, bagian terapuh dari diriku. Namun kini kutahu jawabnya….
Allah tau dimana tempat yang paling tepat agar aku sentiasa kembali mengingatNya, kembali mencintaiNya
Ujian demi ujian insyaAllah membuatku menjadi lebih tangguh, sehingga saat kelak kita bertemu, kau bangga memiliki aku di hatimu

Calon suamiku….
Entah dimana dirimu sekarang, tetapi aku yakin Allah pun mencintaimu sebagaimana Dia mencintaiku. Aku yakin Dia kini tengah melatihmu menjadi mujahid yang tangguh, hingga akupun bangga memilikimu kelak
Apa yang kuharapkan darimu adalah kesolehan. Semoga sama halnya dengan dirimu.
Kerana apabila kecantikan yang kau harapkan dariku, maka hanya kesia-siaan dan kekecewaan yang akan kau dapati
Aku masih haus akan ilmu, namun berbekal ilmu yang ada saat ini aku berharap dapat menjadi isteri yang mendapat keredhaan Allah dan dirimu, Suamiku… 


Wahai Calon Suamiku... Saat aku masih menjadi asuhan ayah dan bundaku, tak lain doaku agar menjadi anak yang solehah agar kelak dapat menjadi tabungan keduanya di akhirat kelak
 Namun nanti setelah menjadi istrimu, aku berharap menjadi pendamping yang solehah agar kelak di surga cukup aku yang menjadi bidadarimu dan mendampingimu yang soleh
Aku ini kuat cemburu, tapi kalau Allah dan Rasulullah lebih kau cintai, aku rela. Aku harap begitu pula dirimu
Aku yakin kaulah yang kubutuhkan meski mungkin bukan yang kuharapkan

Calon suamiku yang dirahmati Allah…

 Apabila hanya sebuah gubuk menjadi perahu pernikahan kita, takkan ku namai dengan gubuk derita. Kerena itulah markas da’wah kita dan akan menjadi indah ketika kita hiasi dengan cinta kasih
Ketika kelak telah lahir generasi penerus da’wah islam dari pernikahan kita, bantu aku untuk bersama mendidiknya dengan harta yang halal, dengan ilmu yang bermanfaat, terutama dengan menanamkan pada diri mereka ketaatan kepada Allah ta’ala…
Bunga akan indah pada waktunya, ia itu ketika bermekaran menghiasi taman. Maka kini tengah ku persiapkan diri ini sebaik-baiknya. Bersiap menyambut kehadiranmu dalam kehidupanku…
 Kini aku sedang belajar menjadi yang terbaik. Meski bukan mukmin yang terbaik tapi setidaknya bisa menjadi yang terbaik di sisimu kelak…

Calon suamiku….

 Inilah sekilas harapan, yang ku ukirkan dalam rangkaian kata. Seperti kata orang “tidak semua yang dirasakan dapat diungkapkan dengan kata-kata”. Itulah yang kini kuhadapi…
Kelak saat kita tengah bersama maka di situlah kau akan memahami diriku, sama halnya dengan diriku yang akan belajar memahamimu
Bersabarlah calon suamiku doaku selalu agar Allah memudahkan jalanmu untuk menjemputku sebagai bidadarimu :)

RASA INI



Bukan inginku,
bukan pula pintaku,
entah mengapa rasa ini selalu menyita waktu,
seakan membius sadarku..


Melekat erat di kisi ~ kisi hati,
bak bayangan yang selalu temani hari ~ hari,
menyulam rapuhnya jiwa ini,
tanpa hadirmu disisi lagi..

Jangan pernah kau tanya,
mengapa atau bagaimana bisa..
sungguh jiwaku tak mampu menolaknya,
begitu besar rasa ini menghipnotis asa..

Aku takkan pernah berhenti,
kemanapun biusmu membimbing,
meski jalan kita tak seiring,
sungguh ku ingin milikimu hingga kini..

Mungkin hati kita tlah empunya,
namun bukan berarti kita harus melupa,
akan apa yang tlah kita torehkan tanpa pena,
di masing ~ masing hati kita yang mungkin barulah merasa..
Bagaikan memeluk bayangan di siang gemilang,
cintamu nyata tak sedikitpun berkurang,
begitu indah untuk dikenang,
meski tak jarang tangisan malamku mengerang..
Aku kan selalu menunggu,
untuk hatimu...
untuk tulus cintaku...
hingga ragaku yang lemah ini mampu milikimu,
sebelum Sang Pemilik hidup menjemput jiwaku...