My Lovely |
Andai dia tahu
hatiku, dia tak kan mampu menuduhku sekejam itu. Menggali lukaku yang
kian merangas. Ribuan gunung seakan menghimpitku dari berbagai
penjuru. Sesak tiada terkira.
Aku mencoba bertahan dalam situasi yang sangat menyakitkan.
Tuhan...
Berikan
aku kekuatan yang tidak terhingga. Agar aku memiliki hati seluas
samudra, agar ku mampu memaafkan segala khilaf dan silafnya padaku.
Mimpi apakah aku semalam, hingga aku terseok seperti ini.
Tak cukupkah pengorbanan yang selama ini kulakukan..?
Sungguh,
aku bukanlah bidadari syurga yang memiliki hati yang mulia. Aku hanya
manusia biasa yang memiliki hati luka jikalau sedang berduka.
Aku juga manusia biasa yang memiliki kepedihan jika tersakiti.
Beribu kali kucoba tuk menyiram lukaku dengan cinta.
Berulang
kali kucoba memaafkan penghinaannya tiap kali dia meradang. Aku
mencoba pasrah dan bertahan. Meski perih di dadaku begitu menghujam.
Letih...
Tak
mampu aku berkata lagi jika sedihku menangguk langit. Hanya lukisan
di cakrawala yang akan memberi warnannya. Diamku bukan berarti aku
kalah ataupun pasrah. Aku diam, karena aku tak ingin ada persengketaan
antara kita.
Cobalah pahami aku, jika kau tahu hatiku
kau tak kan mampu menuduhku sekejam itu. Aku dilahirkan bukan untuk
jadi pecundang. Meski sakit ini meradang dalam rengkuhan jiwa yang
lara, aku akan tetap memaafkanmu.
Mungkin aku terlalu
bodoh untuk tetap berada di sampingnya. Menemani masa kelam dan
pedihnya meski dia tak memandangku sebelah mata.
Aku
hanya seseorang baginya ketika sedang berada dalam duka dan sengsara.
Tapi aku bukan apa-apa baginya ketika sedang bahagia dan tertawa.
Aku akan mencoba memahami dan terus memahami apapun yang dia lakukan.
Mampukah aku bertahan? Sampai kapan..?
Hanya Tuhan yang tahu. Sebab Dialah pembuat hatiku.